TITANIUM
- Pengertian
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki symbol Ti dan nomor atom 22 yang ditemukan pada tahun 1791 tetapi
tidak diproduksi secara komersial hingga tahun 1950-an. Titanium ditemukan di
Inggris oleh William Gregor dalam 1791 dan dinamai oleh Martin Heinrich
Klaproth untuk Titan dari mitologi Yunani.
Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi
termasuk tahan air laut dan chlorine dengan warna
putih-metalik-keperakan. Titanium digunakan dalam alloy (terutama dengan besi
dan alumunium) dan senyawa terbanyaknya, titanium dioksida,
digunakan dalam pigmen putih. Salah satu karakteristik titanium yang
paling terkenal yaitu bersifat sama kuat dengan baja tetapi beratnya hanya 60%
dari berat baja. Sifat titanium mirip dengan zirconium secara kimia maupun
fisika. Titanium dihargai lebih mahal daripada emas karena
sifat-sifat logamnya.
Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama adalah rutile danilmenit, yang tersebar luas di
seluruh Bumi.
Ada dua bentuk alotropi dan lima isotop
alami dari unsur ini; Ti-46 sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak
terdapat di alam (73,8%).
Struktur Titanium
Titanium bersifat allotropy, yaitu memiliki dua struktur kristal
yang berbeda pada temperatur yang berbeda.
· Pada temperatur ruang,
titanium murni memiliki struktur kristal hexagonal closed packed (HCP).
Struktur ini disebut fasa alpha, dan stabil sampai temperature 1620oF (882oC)
sebelum struktur kristalnya berubah.
· Pada temperatur yang lebih
tinggi, struktur kristal berubah menjadi body centered cubic (BCC). Struktur
ini disebut fasa beta. Temperature transisi dari alpha menjadi beta disebut beta
transus. Fasa alpha beta dari 1620 F sampai titik leleh (3130 F).
Pada paduan titanium, unsur yang ditambahkan cenderung mengubah
jumlah fasa yang ada dan temperatur beta transus. Unsur-unsur yang menaikkan
temperatur beta transus dengan menstabilkan fasa alpha disebut alpha
stabilizer, yaitu aluminium, oksigen, nitrogen, dan karbon. Unsur-unsur yang
menurunkan temperatur beta transus disebut beta stabilizer. Beta stabilizer
dibagi menjadi dua, yaitu unsur beta isomorphous (kelarutan tinggi dalam
titanium, termasuk molybdenum, vanadium, niobium, tantalum) dan beta eutectoid
(kelarutan terbatas, termasuk silicon, kobalt, besi, nikel, tembaga, kromium).
2. Sifat-Sifat Titanium
Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Ia
memiliki berat jenis rendah, kekuatan yang bagus, mudah dibentuk dan memiliki
resistansi korosi yang baik. Jika logam ini tidak mengandung oksigen, ia bersifat ductile.
Titanium merupakan satu-satunya logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara.
Titanium juga memiliki resistansi terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida
yang larut, kebanyakan asam organik lainnya, gas klor dan solusi klorida.
Titanium murni diketahui dapat menjadi radioaktif setelah dibombardir
dengan deuterons. Radiasi yang dihasilkan adalah positrons dan sinar gamma. Ketika
sinar gamma ini direaksikan dengan oksigen, dan ketika mencapai suhu 550
° C (1022 ° F) , sinar tersebut bereaksi dengan klorin. Sinar ini kemudian
bereaksi dengan halogen yang lain dan menyerap hidrogen.
Logam ini dimorphic. Bentuk alfa heksagonal berubah menjadi
bentuk beta kubus secara perlahan-lahan pada suhu 8800C. Logam titanium tidak
bereaksi dengan fisiologi tubuh manusia (physiologically inert). Titanium
oksida murni memiliki indeks refraksi yang tinggi dengan dispersi optik yang
lebih tinggi daripada berlian.
2.1. Sifat Fisik
Titanium bersifat paramagnetik (lemah tertarik dengan magnet) dan
memiliki konduktivitas listrik dan konduktivitas termal yang cukup rendah.
Sifat Fisik
|
Keterangan
|
Fasa
|
Padat
|
Massa jenis
|
4,506 g/cm3 (suhu kamar)
|
Massa jenis cair
|
4,11 g/cm3 (pada titik lebur)
|
Titil lebur
|
1941 K (16680C,30340F)
|
Titik didih
|
3560 K(32870C, 59490F)
|
Kalor peleburan
|
14,15 kJ/mol
|
Kalor penguapan
|
425 kJ/mol
|
Kapasitas kalor (250C)
|
25,060 J/mol.K
|
Penampilan
|
Logam perak metalik
|
Resistivitas listrik (20
°C)
|
0,420 µΩ·m
|
Konduktivitas termal (300 K)
|
21,9 W/(m·K)
|
Ekspansi termal (25
°C)
|
8.6 µm/(m·K)
|
Kecepatan suara (pada wujud kawat) (suhu kamar)
|
5090 m/s
|
Tabel 1.Sifat-Sifat Fisik Titanium
Tekanan Uap
|
||||||
P (Pa)
|
1
|
10
|
100
|
1k
|
10k
|
100k
|
T (K)
|
1982
|
2171
|
2403
|
2692
|
3064
|
3558
|
2.2 Sifat Kimia
Sifat
kimia dari titanium yang paling terkenal adalah ketahanan terhadap korosi yang
sangat baik (pada suhu biasa membentuk oksida, TiO2), hampir sama seperti
platinum, resistan terhadap asam, dan larut dalam asam pekat. Diagram
Pourbaix menunjukkan bahwa titanium adalah logam yang sangat reaktif, tetapi
lambat untuk bereaksi dengan air dan udara.
· Reaksi
dengan Air
Titanium akan bereaksi dengan air membentuk Titanium dioksida dan
hydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)
· Reaksi
dengan Udara
Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan Titanium dioksida dengan nyala putih yang terang dan ketika dibakar dengan Nitrogen murni akan menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) → TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) →TiN(s)
Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan Titanium dioksida dengan nyala putih yang terang dan ketika dibakar dengan Nitrogen murni akan menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) → TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) →TiN(s)
· Reaksi
dengan Halogen
Reaksi Titanium dengan Halogen menghasilkan Titanium Halida. Reaksi dengan Fluor berlangsung pada suhu 200°C.
Ti(s) + 2F2(s) → TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) → TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) → TiI4(s)
Reaksi Titanium dengan Halogen menghasilkan Titanium Halida. Reaksi dengan Fluor berlangsung pada suhu 200°C.
Ti(s) + 2F2(s) → TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) → TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) → TiI4(s)
· Reaksi
dengan Asam
Logam Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral pada temperatur normal tetapi dengan asam hidrofluorik yang panas membentuk kompleks anion (TiF6)3-
2Ti(s) + 2HF (aq) → 2(TiF6)3-(aq) + 3 H2(g) + 6 H+(aq)
Logam Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral pada temperatur normal tetapi dengan asam hidrofluorik yang panas membentuk kompleks anion (TiF6)3-
2Ti(s) + 2HF (aq) → 2(TiF6)3-(aq) + 3 H2(g) + 6 H+(aq)
· Reaksi
dengan Basa
Titanium tidak bereaksi dengan alkali pada temperatur normal, tetapi pada keadaan panas.
Titanium tidak bereaksi dengan alkali pada temperatur normal, tetapi pada keadaan panas.
Titanium terbakar di udara ketika dipanaskan menjadi 1200 ° C (2190
° F) dan pada oksigen murni ketika dipanaskan sampai 610 ° C (1130 ° F) atau
lebih , membentuk titanium dioksida. Sebagai hasilnya, logam tidak dapat
dicairkan dalam udara terbuka sebelum titik lelehnya tercapai, jadi mencair
hanya mungkin terjadi pada suasana inert atau dalam vakum. 2 ] Titanium
juga merupakan salah satu dari sedikit elemen yang terbakar di gas nitrogen
murni (Ti terbakar pada 800 ° C atau 1.472 ° F dan membentuk titanium nitrida).
Titanium tahan untuk melarutkan asam sulfat dan asam klorida, bersama dengan
gas klor, larutan klorida, dan sebagian besar asam-asam organik.
Sifat Kimia
|
Keterangan
|
Nama, Lambang, Nomor atom
|
Titanium, Ti,22
|
Deret Kimia
|
Logam transisi
|
Golongan, Periode, Blok
|
4,4,d
|
Massa atom
|
47.867(1) g/mol
|
Konfigurasi electron
|
[Ar]
3d2 4s2
|
Jumlah elektron tiap kulit
|
2,8,10,2
|
Struktur Kristal
|
hexagonal
|
Bilangan oksidasi
|
4
|
Elektronegativitas
|
1,54 (skala Pauling)
|
Energi ionisasi
|
ke-1: 658.8 kJ/mol
ke-2: 1309.8 kJ/mol
ke-3: 2652.5 kJ/mol
|
Jari-jari atom
|
140 pm
|
Jari-jari atom (terhitung)
|
176 pm
|
Jari-jari kovalen
|
136 pm
|
Tabel 2.Sifat-Sifat Kimia Titanium
2.3 Sifat Mekanik
Sifat Mekanik
|
Keterangan
|
Modulus Young
|
116 Gpa
|
Modulus Geser
|
44 Gpa
|
Modulus Ruah
|
110 Gpa
|
Nisbah Poisson
|
0,32
|
Skala Kekerasan Mohs
|
6
|
Kekerasan Vickers
|
970 Mpa
|
Kekerasan Brinell
|
716 Mpa
|
Nomor CAS
|
7440-32-6
|
Tabel 3. Sifat-Sifat Mekanik Titanium
3. Sumber Titanium
Titanium selalu berikatan dengan elemen-elemen lain di alam. Titanium merupakan
unsur yang jumlahnya melimpah ke-9 di kerak bumi (0,63% berat massa) dan
logam ke-7 paling berlimpah. Titanium selalu ada dalam igneous rock (bebatuan)
dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut. Dari 801 jenis batuan
yang dianalisis oleh United States Geological Survey, terdapat 784
diantaranya mengandung titanium. Perbandingan Ti di dlam tanah adalah sekitar
0,5 sampai 1,5%.
Titanium ditemukan di meteorit dan telah dideteksi di dalam
matahari serta pada bintang tipe-M, yaitu jenis bintang dengan suhu terdingin
dengan temperatur permukaan sebesar 32000F atau 57900F. Bebatuan yang diambil
oleh misi Apollo 17 menunjukkan keberadaan TiO2 sebanyak 12,1%. Titanium
juga terdapat dalam mineral rutile (TiO2), ilmenite (FeTiO3),dan sphene, dan
terdapat dalam titanate dan bijih besi. Dari mineral-mineral
ini, hanya Rutile dan ilmenite memiliki kegunaan secara ekonomi, walaupun sulit
ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi. Keberadaan Titanium dengan bijih berupa
ilmenit berada di bagian barat Australia, Kanada, Cina, India, Selandia Baru,
Norwegia, dan Ukraina. Rutile dalam jumlah banyak pun juga ditambang di Amerika
Utara dan Afrika Selatan dan membantu berkontribusi terhadap produksi tahunan
90.000 ton logam dan 4,3 juta ton titanium dioksida . Jumlah cadangan dari
titanium diperkirakan melebihi 600 juta ton. Berikut adalah tabel penjelasan
mengenai sifat-sifat dari sumber-sumber titanium.
Kategori
|
Mineral
|
Rumus Kimia
|
Titanium dioksida (TiO2)
|
Warna
|
Abu-abu,coklat,ungu atau hitam
|
Bentuk Kristal
|
Segi Empat
|
Skala kekerasan Mohs
|
5,5-6,5
|
Berat jenis (g/cm3)
|
4,23-5,5
|
Kelarutan
|
Tidak larut dalam asam
|
Tabel 4.Sifat Rutile
FeTiO 3 FeTiO3
|
|
trigonal trigonal
|
|
schwarz, stahlgrau hitam
|
|
Skala kekerasan Mohs
|
5 bis 5 5-5
|
(g/cm³) Berat Jenis (g / cm ³)
|
4,5 bis 5 4,5-5
|
Tabel 5.Sifat Ilmenit
Warna
|
hijau, kuning, putih, coklat atau hitam
|
Bentuk Kristal
|
Monoklinik
|
Berat jenis (g/cm3)
|
3,3 - 3,6
|
· Specific Gravity is 3.3 - 3.6Tabel 6.Sifat
Sphene
Titanium juga terdapat di debu batubara, dalam tumbuhan dan dalam
tubuh manusia. Sampai pada tahun 1946, proses pembuatan logam Ti di
laboratorium yang dilakukan oleh Kroll menunjukkan cara memproduksi Titanium
secara komersil dengan mereduksi titanium tetraklorida dengan magnesium.
Selanjutnya logam titanium dapat dimurnikan dengan cara mendekomposisikan
iodanya.
4. Proses Pembuatan
Proses-proses yang diperlukan untuk mengekstrak titanium dari berbagai bijih
merupakan proses yang sulit dan mahal. Logamnya tidak dapat dibuat dengan
mereduksi bijih (rutil) oleh karbon (C), karena akan dihasilkan karbida yang
sangat stabil. Logam Ti murni pertama kali dibuat pada tahun 1910 oleh
Matius A. Hunter di Rensselaer Polytechnic Institute dengan memanaskan TiCl4 dengan
natrium pada suhu 700-800°C yang disebut dengan proses Hunter. Logam Titanium
tidak digunakan di luar laboratorium sampai 1932 ketika William Justin Kroll
membuktikan bahwa Ti dapat dihasilkan dengan mereduksi titanium tetraklorida
(TiCl4) dengan kalsium. Delapan tahun kemudian proses ini disempurnakan dengan
menggunakan Magnesium (Mg) yang kemudian dikenal sebagai proses Kroll.
Meskipun penelitian tentang proses untuk menghasilkan logam Ti terus berlanjut
agar proses produksi Ti menjadi lebih efisien dan proses lebih murah (misalnya,
proses FFC Cambridge), proses Kroll masih tetap digunakan untuk produksi
komersial walaupun mahal. Itulah yang menyebabkan tingginya harga Titanium di
pasaran, karena prosesnya pembuatannya yang rumit dengan melibatkan logam mahal
lainnya seperti magnesium.
- Proses Kroll
Oksida (rutile atau ilmenite) pertama kali dikonversi menjadi
klorida melalui karboklorinasi dengan mereaksikan rutile atau ilmenite tersebut
pada suhu nyala merah dengan menggunakan karbon (C) dan klorin (Cl2) sehingga
dihasilkan TiCl4 (titanium tetraklorida) yang kemudian berlanjut dengan
proses distilasi fraksionasi untuk membebaskannya dari kotoran seperti FeCl3.
Senyawa titanium tetraklorida, kemudian direduksi oleh lelehan magnesium
bersuhu 800 °C dalam atmosfer argon. Ti yang dihasilkan masih berbentuk massa
yang berbusa dimana kelebihan Mg dan MgCl2 kemudian dibuang melalui
penguapan pada suhu 10000C. Busa tersebut kemudian dilelehkan dalam loncatan
listrik dan dicetak menjadi batangan Ti murni ; harus digunakan atmosfer helium
atau argon karena titanium mudah bereaksi dengan N2 dan O2 jika
dipanaskan.
Metode penemuan terbaru, proses FFC Cambridge dikembangkan untuk
menggantikan proses Kroll bila memungkinkan. Metode ini menggunakan serbuk
titanium dioksida (hasil pemurnian rutil) sebagai bahan baku untuk menghasilkan
hasil akhir yang berupa bubuk atau spons. Jika campuran serbuk oksida
digunakan, produk yang dihasilkan akan menghabiskan biaya yang lebih rendah
daripada proses multi tahap peleburan konvensional. Proses FFC Cambridge dapat
memproduksi titanium yang lebih langka dan mahal untuk industri penerbangan dan
barang-barang mewah, dan dapat dilihat di banyak produk yang saat ini
diproduksi dengan menggunakan bahan baku aluminium dan baja.
Titanium paduan biasanya dibuat dengan proses reduksi. Sebagai
contoh, cuprotitanium (reduksi rutile dengan tambahan tembaga), ferrocarbon
titanium (ilmenite direduksi dengan coke dalam tanur listrik), dan
manganotitanium (Rutile dengan mangan atau mangan oksida) yang direduksi.
2FeTiO3 + 7Cl2 + 6C → 2TiCl4 + 2FeCl3 + 6CO
(900°C)
2FeTiO3 + 7Cl2 + 6C → 2TiCl4 + 2FeCl3 + 6CO
(900°C)
TiCl4 + 2Mg → 2MgCl2 + Ti (1100 °C) TiCl4 +
2Mg → 2MgCl2 + Ti (1100 ° C)
5. Keunggulan Titanium
Salah satu karakteristik Titanium yang paling terkenal adalah dia
sama kuat dengan baja tapi
hanya 60% dari berat baja.
Kekuatan lelah (fatigue strength) yang lebih tinggi daripada paduan
aluminium.
Tahan suhu tinggi. Ketika temperatur pemakaian melebihi 150 C maka
dibutuhkan titanium karena aluminium akan kehilangan kekuatannya secara nyata.
Tahan korosi. Ketahanan korosi titanium lebih tinggi daripada
aluminium dan baja.
Dengan rasio berat-kekuatan yang lebih rendah daripada aluminium,
maka komponen-komponen yang terbuat dari titanium membutuhkan ruang yang lebih
sedikit dibanding aluminium.
· Titanium
tahan bila ditempa, wieldable dan mudah bekerja.
6. Aplikasi Titanium
6.1. Bidang kedokteran
a. Karena
bersifat non-feromagnetik , saat ini titanium umum digunakan untuk medis,
misalnya untuk mengganti tulang yang hancur atau patah. Sudah terbukti bahwa
bahan titanium kuat dan tidak berubah ataupun berkarat di dalam tubuh manusia.
Didalam tubuh manusia terdapat begitu banyak zat yang sesungguhnya dapat
membuat bahan metal apapun menjadi berkarat dan tidak dapat bertahan lama,
tetapi tidak demikian halnya dengan bahan titanium, yang sekali lagi memang
sudah terbukti bisa bertahan dalam tubuh manusia walaupun bertahun
tahun digunakan. Selain itu, Titanium digunakan sebagai bahan pengganti
sendi dan struktur penahan katup jantung.
b. Digunakan
dalam implant gigi (dengan jangka waktu lebih dari 30 tahun), karena
kemampuannya yang luar biasa untuk berpadu dengan tulang hidup ( osseointegrate
).
c. Digunakan untuk
terapi kesehatan
Tahap
awal dalam membuat gelang magnetik ini adalah membentuk bahan dasar mentah
titanium menjadi bagian bagian dari gelang magnetic. Proses ini cukup
sulit, baik dari proses pembetukan sampai kepada pemotongan bagian demi
bagian, hal itulah yang menyebabkan tidak banyak pabrik yang memproduksi
berbahan titanium ( khususnya gelang magnetik).
Setelah pembentukan dan pemotongan
selesai , selanjutnya masuk ke tahap adjust magnetic powder ke dalam bulatan
bulatan yang sudah disediakan, magnetic yang digunakan adalah magnet negatif
dalam bentuk powder yang dimana kekuatan magnet berkisar 3000-3500 gouss.
Selanjutnya masuk ke dalam tahap akhir pembuatan gelang magnetic. Proses
ini tidak bisa dilakukan oleh mesin. Oleh sebab itu proses ini dilakukan dengan
tenaga manusia (hand made) dirangkai satu demi satu ( piece by piece )
Karena proses yang begitu rumit dan panjang membuat bahan titanium
menjadi salah satu bahan terbaik dan menjadi salah satu perhiasan yang
dikombinasikan dengan therapy kesehatan yang cukup bernilai. Laboratorium
teknologi & industri Nigata Jepang bahkan melakukan penelitian yang
menunjukkan bahwa titanium dapat meningkatkan sirkulasi darah bagi pemakainya.
d. Karena
ini bio-kompatibel (tidak beracun dan tidak ditolak oleh tubuh), titanium
digunakan dalam aplikasi medis termasuk alat-alat operasi.
6.2. Bidang industri
a. Kira-kira
95% hasil Titanium digunakan dalam bentuk Titanium dioksida (TiO2),sejenis
pigmen putih terang yang kekal dengan kuasa liputan yang baik untuk
cat
, kertas, obat gigi, dan plastik.
b. Digunakan pada
industri kimia dan petrokimia sebagai bahan unutk alat penukarpanas (heat
exchanger)dan bejana bertekanan tinggi serta pipa-pipa tahan korosi memakai
bahan titanium.
c. Industri pulp
dan kertas menggunakan titanium dalam peralatan proses yang terkena media yang
korosif seperti sodium hipoklorit atau gas klor basah). Aplikasi lain termasuk
pengelasan ultrasonic dan gelombang solder.
6.3. Aplikasi lain
· Alloy
Titanium digunakan dalam pesawat, plat perisai, kapal angkatan laut, peluru
berpandu. Dapat juga digunakan dalam perkakas dapur dan bingkai kaca (yang
nilai ekonomisnya tinggi).
· Titanium
yang dialloykan bersama Vanadium digunakan dalam kulit luaran pesawat terbang,
peralatan pendaratan, dan saluran hidrolik.
· Karena daya
tahannya yang baik terhadap air laut, Titanium digunakan sebagai
pemanas-pendingin akuarium air asin dan pisau juru selam.
· Di Rusia,
Titanium menjadi bahan utama dalm pembuatan kapal angkatan perang termasuk
kapal selam seperti kelas Alfa, Mike dan juga Typhoon karena kekuatannya
terhadap air laut.
· Bahan utama
batu permata buatan manusia yang secara relatif agak lembut.
· Titanium
tetraklorida (TiCl4), cairan tidak berwarna yang digunakan untuk melapisi kaca.
· Titanium
dioksida (TiO2) digunakan dalam pelindung matahari karena ketahanannya terhadap
ultra ungu.
· Karena
kelengaiannya dan menghasilkan warna yang menarik menjadikan logam ini populer
untuk menindik badan.
· Titanium
bias dianodkan untuk menghasilkan beraneka warna.
· (Militer). Karena
kekuatannya, unsur ini digunakan untuk membuat peralatan perang (tank) dan
untuk membuat pesawat ruang angkasa.
(Mesin). Material pengganti untuk batang piston.
· Titanium
nitrida (TiN), mempunyai kekerasan setara dengan safir dan carborundum (9,0
pada Skala Mohs) , sering digunakan untuk melapisi alat potong seperti bor. TiN
juga dimanfaatkan sebagai penghalang logam dalam fabrikasi semikonduktor.
· Titanium
tetraklorida (titanium (IV) klorida, TiCl4, kadang-kadang disebut “Tickle”) adalah
cairan tak berwarna yang digunakan sebagai perantara dalam pembuatan titanium
dioksida untuk cat. Hal ini secara luas digunakan dalam kimia organik sebagai
Lewis asam, misalnya di Adisi aldol kondensasi. Titanium juga membentuk klorida
yang lebih rendah, titanium (III) klorida (TiCl 3), yang digunakan sebagai agen
pereduksi.
· Titanium
digunakan untuk Sharpless epoxidation. Senyawa lain termasuk titanium bromida
(digunakan dalam metalurgi, superalloy, dan suhu tinggi dan pelapisan kabel
listrik) dan titanium karbida (ditemukan dalam suhu tinggi alat pemotong dan
coating).
· Natrium
Titranat
Dapat digunakan untuk pesawat televise, radar, mikrofon dan fonograf.
· Titanium
Tetraklorida
Dapat digunakan untuk mordan (pengikat) pada pewarnaan.
· Titanium
Oksida
Dapat
digunakan untuk pembuatan batang las, email porselen, karet, kertas dan
tekstil.
· Titania
Dapat digunakan untuk perhiasan (batu titania)
Dapat digunakan untuk perhiasan (batu titania)
7. Bahaya Titanium Bagi Kesehatan dan Lingkungan
7.1. Bagi Kesehatan
· Implan
berbasis titanium menimbilkan korosi dan menghasilkan puing-puing logam
sehingga berpotensi menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
· Titanium
tetraklorida berpotensi menyebabkan iritasi kulit dan gangguan pada paru-paru
jika terhirup
· Karsinogen
(titanium dioksida)
· Menyebabkan
batuk dan nyeri apabila terhirup (titanium karbida)
7.2. Bagi Lingkungan
· Titanium
diketahui tidak berbahaya bagi lingkungan
8. Penanggulangan Dampak Titanium Bagi Kesehatan
· Bersentuhan
dengan kulit. Basahi kulit secara menyeluruh dengan air. Dapatkan bantuan
medis bila iritasi berkembang atau berlanjut.
· Bersentuhan
dengan mata. Segera bilas mata dengan air. Lepaskan lensa kontak, dan
teruskan membilas dengan air mengalir selama setidaknya 15 menit. Tahan kelopak
mata untuk memastikan seluruh bagianmata dan kelopak mata terbilas dengan air.
Segera minta bantuan medis.
· Tertelan. Bilas
mulut secara sempurna. Jangan dimuntahkan tanpa petunjuk pusat pengendali
racun. Jangan sekali-kali memberikan apa pun lewat mulut kepada orang yang
tidak sadar. Bila bahan tertelan dalam jumlah besar, segera hubungi pusat
pengendali racun.
daftar pustaka anya dr mana gan??share infonaya donk...
BalasHapuske sugiyatno150@gmail.com
daftar pustaka anya dr mana gan??share infonaya donk...
BalasHapuske sugiyatno150@gmail.com